Jumat, 29 November 2019

Analisis Buku Fiksi Ther Melian : Recollection

Ther Melian : Recollection

Sinopsis

Saat berburu di pagi hari, Elya mencium bau amis darah dari arah Sungai Arquus. Elya tercengang ketika melihat belasan jasad pasukan Falthemnar dengan luka sayatan yang memenuhi tubuh mereka. Di antara belasan tubuh itu, Elya menemukan seorang pemuda sekarat dan membawanya pulang. Pemuda itu dinamai Lucca yang artinya Anak Hilang karena ia tak mengingat jati dirinya.

Bersamaan dengan ditemukannya Lucca, muncul peristiwa rangkaian pembunuhan di hutan dekat Dominia, kota tempat tinggal Elya, yang otomatis menjadi potensi ancaman terhambatnya Festival Musim Kemarau. Keadaan pun semakin membahayakan dengan adanya rencana pembunuhan 
.
Elya terus membantu Lucca untuk mengingat masa lalunya. Akan tetapi, ia tetap tidak bisa mengingat misi penting yang dipegangnya yang ternyata sangat berhubungan dengan keselematan semua orang di Dominia.

Semakin banyak potongan ingatan Lucca yang mulai kembali, Elya baru menyadari bahwa tak hanya membantu mengembalikan masa lalu Lucca, tetapi ia juga mengungkap suatu fakta kelam tentang Perang Besar yang terjadi lebih dari lima belas abad yang lalu. Akankah Festival Musim Kemarau berjalan dengan aman? Akankah Lucca mengingat semuanya?

 Analisis

1) Judul dan Tema

Judul yang digunakan dalam novel ini yaitu “Ther Melian : Recollection” sangat menggambarkan isi cerita dimana Recollection (Recall) yang berarti menggali masa lalu dari seseorang dengan menggali memori dari suatu kejadian tertentu pada masa hidupnya. Cocok sekali dengan isi buku yang menceritakan usaha untuk mengembalikan ingatan Lucca. Untuk tema buku ini, saya rasa buku ini mengusung tema misteri, karena menceritakan banyak misteri yang saling terhubung di masa lalu yang sangat berdampak bagi masa depan.

2) Penggambaran Latar Cerita

Sama seperti seri Ther Melian sebelumnya, latar cerita pada buku ini digambarkan dengan sangat detail. Baik latar tempat, waktu, dan suasana digambarkan dengan sangat jelas. Kita bisa merasakan perasaan masing-masing tokoh dalam suatu keadaan, ikut merasakan tegang, kelegaan, keraguan, kebingungan yang dirasakan. Bahkan perasaan kita akan sangat tercampur aduk saat membaca puncak konflik dari cerita ini.

3) Perkembangan Tokoh

Tokoh-tokoh dalam cerita ini berkembang sesuai dengan mengalirnya cerita. Misalnya Elya, pada awal cerita, ia tak berpikir panjang dalam melakukan sesuatu, berlanjutnya cerita, ia mulai memahami keadaan sekitar terlebih dahulu sebelum bertindak.

4) Diksi

Pilihan kata yang digunakan pada buku ini membuat buku ini terasa hidup. Bahasa sehari-hari yang dipakai membuat kita terbawa dengan ceritanya. Bahkan penulis tak segan menggunakan kata yang agak kasar dalam menggambarkan watak tokoh yang ada dalam cerita ini. Kita juga diperkenalkan beberapa istilah orisinal dunia Ther Melian sehingga kita semakin mengerti dengan dunia fantasi yang dibuat penulis ini.

5) Pengembangan Cerita

Penulis sangat apik dalam mengembangkan cerita dengan memasukkan banyak misteri yang membuat para pembacanya berspekulasi atas jawaban dari misteri-misteri yang disajikan. Di dalam cerita, kita dibawa terombang-ambing dalam memihak orang. Tokoh mana yang jahat, mana yang baik, penulis menggambarkannya dengan sangat misterius.

6) Tokoh Favorit

Secara pribadi, saya memfavoritkan tokoh Elya, dimana dia selalu peduli kepada sesama. Ia terus berusaha membantu Lucca dalam mengembalikan ingatannya, ia juga yang mengurus Lucca. Bahkan, ia tetap mencoba untuk mempercayai Lucca setelah mengetahui masa lalu kelam Lucca. Ia juga sangat menyayangi ayahnya. Walaupun seringkali ia merasa sangat gembira saat meledek ayahnya, tetapi saat ada masalah serius yang hendak menimpa ayahnya, ia berani untuk meraih anak panahnya demi mencegah hal itu terjadi.

Analisis Buku Nonfiksi "Mengenal dan Meneladani Presiden SBY : Pemimpin yang Santun, Cerdas, Berwibawa"

Pemimpin yang Santun, Cerdas, Berwibawa
Mengenal dan Meneladani Presiden SBY
Pemimping yang Santun, Cerdas, Berwibawa

Resume

Bab 1 : Lahirnya Sang Calon Pemimpin

Bab ini menunjukkan rasa syukur Soekotjo, seorang Bintara TNI, atas lahirnya anak pertama yang ia dan istrinya, Habibah, namakan Susilo Bambang Yudhyono, seorang yang santun, penuh kesusilaan, kesatria, dan berhasil memenangkan setiap peperangan, tanggal 9 September 1949 di Desa Tremas, Arjosari, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.

Bab 2 : Masa Kecil yang Penuh Kesederhanaan

Bab ini mengisahkan masa kecil Pak SBY yang sederhana walaupun beliau tergolong seorang priyayi. Orang tuanya selalu mengajarkan untuk hidup mandiri, bekerja keras, serta disiplin, tetapi tak lupa untuk menanamkan bekal keimanan dan ketakwaan. Maka, Pak SBY tumbuh sebagai remaja yang gagah, tampan, disiplin, dan taat beragama

Bab 3 : Segudang Hobi, Setumpuk Prestasi

Bab ini menunjukkan kehidupan sekolah Pak SBY yang penuh prestasi tanpa mengorbankan hobi. Beliau bersekolah di Sekolah Rakyat Gajahmada, SMP Negeri Pacitan, dan SMA Negeri Pacitan. Semasa sekolah, beliau tampil sebagai murid yang dikenal cerdas dan pandai bergaul. Selain itu, beliau juga mulai mengembangkan hobinya dengan membuat puisi dan mengarang cerpen. Banyak puisi dan cerpen beliau yang dimuat di majalah. Beliau pun lulus SMA dengan nilai yang memuaskan

Bab 4 : Calon Tentara yang Hampir Jadi Guru

Bab ini menceritakan tentang kuatnya cita-cita Pak SBY menjadi seorang tentara. Selepas SMA, Pak SBY melanjutkan sekolah ke Pendidikan Guru Sekolah Lanjutan Pertama (PG-SLP) karena ujian penyaringan ke Akademi Militer Nasional (AMN) atau yang dikenal dengan AKABRI telah tutup. Jika beliau terus melanjutkan sekolahnya di PG-SLP, beliau akan menjadi guru SMP. Akan tetapi, karena cita-citanya begitu kuat, ia meninggalkan sekolah di PG-SLP dan diterima di AMN sebagai taruna

Bab 5 : Tentara Muda Berbakat

Bab ini memamerkan prestasi Pak SBY yang tetap gemilang di AMN. Hanya dalam waktu empat tahun, beliau berhasil mendapat tujuh bintang penghargaan yang tak pernah diraih siapa pun. Karena prestasi beliau yang sangat baik. Beliau yang lulus dengan pangkat Letnan dua infantri mendapat bintang Adhi Makayasa sebagai lulusan terbaik serta penghargaan Tri Sakti Wiratama atas prestasi tertinggi dari gabungan mental, fisik, dan intelektual yang diberikan secara langsung oleh Pak Soeharto selaku Presiden RI saat itu.

Bab 6 : Sekolah Hingga ke Luar Negeri

Bab ini menunjukkan rasa haus ilmu milik Pak SBY. Walaupun telah menjadi prajurit sesuai cita-citanya, beliau kembali sekolah. Beliau bersekolah di Airbone and Ranger Course, Fort Benning, Amerika Serikat. Tak sampai di situ, beliau terus melanjutkan pendidikannya di berbagai sekolah. Kegigihan beliau membawanya sekolah ke luar negeri dan berpetualan ke sejumlah negara di dunia.

Bab 7 : Pertemuan Pak SBY dengan Ibu Ani

Bab ini mengisahkan hubungan Pak SBY dan Ibu Ani. Dimulai dari pertemuan yang tidak disengaja saat Ibu Ani sedang berlibur ke Magelang dari perkuliahannya di Fakultas Kedokteran di Jakarta. Pertemuan singkat terjadi saat Pak SBY melapor kepada Gubernur Akabri, Mayjen Edhi Wibowo, yang tak lain tak bukan adalah ayah dari Ibu Ani. Jarak yang jauh tak menghalangi pertemanan mereka, hingga sampai saat Pak SBY mantap memperistri Ibu Ani.

Bab 8 : Menikah dengan Putri Jenderal

Bab ini menunjukkan perjuangan Pak SBY untuk memperistri Ibu Ani. Pada awalnya, hubungan mereka ditentang ayah Pak SBY karena dianggap lancang memperistri putri jenderal. Akan tetapi, kesungguhan niat beliau meluluhkan Pak Soekotjo. Beliau pun meminang Ibu Ani yang kala itu akan pergi ke Korea Selatan bersama ayahnya yang dipindahtugaskan. Sepulang dari Korea, tepatnya tanggal 30 Juli 1976, keduanya sepakat untuk menikah.

Bab 9 : Jenderal Bertabur Penghargaan

Bab ini memamerkan prestasi-prestasi yang telah diraih Pak SBY selama masa abdinya di tentara. Salah satunya, yaitu penghargaan tertinggi yang pernah diraih beliau yaitu Bintang Republik Indonesia Adipurna. Penghargaan ini khusus diberikan kepada mereka yang secara luar biasa menjaga keutuhan NKRI. Setelah 27 tahun mengabdi, beliau berhasil mencapai jenjang pangkat Letjen dan pensiun sebagai Jenderal Kehormatan pada usia lima puluh tahun.

Bab 10 : Sepak Terjang Pak Menteri

Bab ini menceritakan hidup Pak SBY setelah pensiun dari kemiliteran. Beliau diangkat sebagai Menteri Pertambangan dan Energi dalam Kabiner Persatuan Nasional milik Pak Gus Dur. Setelah Pak Gus Dur mundur dan digantikan Ibu Megawati, Pak SBY tetap diangkat sebagai menteri Menkopolsoskam di Kabinet Gotong Royong. Kinerja beliau sangat bagus sehingga nama beliau makin dikenali oleh rakyat Indonesia. Akan tetapi, pada akhir jabatan beliau berbeda pendapat dengan Ibu Megawati sehingga beliau memutuskan mundur dari jabatannya

Bab 11 : Pak SBY Mendirikan Partai Politik

Bab ini menceritakan keadaan setelah Pak SBY mundur dari kursi menteri. Saat beliau mundur tahun 2004, Indonesia hendak mengadakan Pemilu. Beliau terdorong mencalonkan diri sebagai presiden. Namun, sesuai aturan, calon presiden harus diajukan namanya oleh partai politik, sehingga beliau membentuk Partai Demokrat bersama sejumlah rekannya dan memutuskan untuk menunjukn Jusuf Kalla sebagai calon wakil presiden

Bab 12 : Sang Jenderal Menjadi Presiden

Bab ini mengisahkan keadaan Indonesia saat dipimpin Pak SBY. Beliau berhasil menjadi Presiden Indonesia periode 2004-2009 bersama Jusuf Kalla sekaligus presiden pertama yang dipilih secara langsung yang menjadi bukti bahwa beliau dicintai masyarakat. Dalam masa ini, beliau mampu mengatasi berbagai persoalan di negeri ini. Pada ujung periode, beliau memutuskan untuk maju mencalonkan lagi, tetapi bersama Pak Boediono yang menjadi menteri di periode pertama,

Bab 13 : Kepala Keluarga Penuh Tanggung Jawab

Bab ini menunjukkan hubungan yang harmonis antara Pak SBY dengan keluarganya. Meskipun sibuk, beliau selalu meluangkan waktu untuk bercengkrama dengan keluarganya. Bersama Ibu Ani, beliau dianugerahi dua anak laki-laki yaitu Agus Harimurti Yudhoyono dan Edhi Baskoro Yudhoyono. Meski latar belakangnya militer, tetapi beliau tidak mendidik anaknya dengan keras. Sebaliknya, beliau mendidik kedua anaknya dengan penuh kasih sayang.

Bab 14 : Puisi – Puisi Pak Presiden SBY

Bab ini menceritakan tentang Pak SBY yang tetap melanjutkan hobinya. Meskipun banyak sekali tanggung jawab yang harus ditanggung beliau, beliau tetap tak melupakan hobinya, salah satunya untuk membuat puisi yang telah digeluti dari masa kanak-kanak. Puisi yang dibuat beliau sangat indah dan memiliki makna yang dalam. Contoh puisi yang pernah dibuat beliau adalah puisi yang berjudul Kedasih dan Melati Putih serta Palagan Terakhir.

Bab 15 : Pak Presiden pun Jago Mengarang Lagu

Bab ini memamerkan bakat lain Pak SBY. Diam-diam beliau juga jago mengarang lagu. Kumpulan lagu karangan beliau dijadikan album dan diluncurkan tahun 2007 lalu. Selain dinyanyikan oleh beliau sendiri, banyak lagu beliau yang dinyanyikan oleh beberapa artis terkenal seperti Ebiet G Ade, Dea Mirella, dan Kerispatih. Contoh lagu karangan beliau adalah lagu yang berjudul Rinduku Padamu  dan Majulah Negeriku.

Bab 16 : Menjadi Presiden RI untuk Kedua Kalinya

Bab ini menceritakan Pak SBY yang maju lagi dalam Pemilu Presiden. Setelah menjabat selama lima tahun, beliau mencalonkan diri kembali untuk menjadi presiden dengan Pak Boediono sebagai wakilnya. Pak Jusuf Kalla memutuskan maju sebagai calon presiden melawan Pak SBY. Hasil pemilu memenangkan Pak SBY dan Pak Boediono sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Beliau meminta dukungan seluruh masyarakat agar membantu menciptakan persatuan dan perdamaian di RI, karena negara yang makmur dan damai tidak hanya bergantung kepada pemimpinnya, tetapi juga bergantung dari rakyatnya.

Analisis

1) Judul dan Tema

Judul dari buku ini adalah “ Mengenal dan Meneladani Presiden SBY : Pemimpin yang Santun, Cerdas, Berwibawa” dimana kita diajak untuk mengenal salah satu Presiden Indonesia yaitu Bapak Susilo Bambang Yudhoyono. Tema dari buku ini adalah kisah hidup.

2) Bidang Ilmu yang Dibahas

Bidang ilmu yang dibahas dalam buku ini adalah sejarah. Buku ini menceritakan kisah hidup Pak SBY sejak lahir sampai sekarang.

3) Media

Setiap halaman dari buku ini berisi ilustrasi yang menggambarkan setiap masa kehidupan Pak SBY dengan jelas. Ilustrasinya juga mirip dengan perawakan asli Pak SBY.

4) Sistematika

Buku ini menceritakan kisah hidup Pak SBY secara runtut dan mudah dipahami. Buku ini juga bisa membuat kita ikut membayangkan suasana
pada masa yang sedang diceritakan.

5) Bahasa

Bahasa yang dipakai dalam buku ini merupakan bahasa sehari-hari sehingga mudah dipahami. Walaupun simpel, bahasanya tetap diperindah dengan diksi yang tepat dipakai oleh penulis.

6) Pembuka dan Penutup

Penulis memulai isi buku dengan langsung menceritakan detik-detik kelahiran Pak SBY yang sangat ditunggu-ditunggu kedua orang tua beliau. Penulis menutup isi buku dengan mendaftarkan beberapa hal dari pribadi Pak SBY yang penting untuk dijadikan tauladan bagi kita semua



x